Bahagia itu sederhana temukan sesuatu yang membuat kita bersyukur meskipun tinggal dirumah kontrakan, ya, karna bahagia kita sendiri yang menciptakan, letaknya bukan pada materi maupun fisik melainkan letaknya berada dihati kita. Kita hanya perlu bersyukur atas nikmat yang telah DiberikanNya, karna mengeluh hanya akan menambah sesak didada.

 

Ada jawaban doa ya, tidak dan tunggu. Impian kami punya rumah sepertinya mendapat jawaban tunggu sementara ini.

 

Bagi kebanyakan orang membangun rumah secara fisik adalah penting tetapi sadarkah bahwa membangun rumah tangga yang mempersatukan batin dan roh seluruh keluarga jauh lebih penting? Rumah kontrakan maupun rumah kecil yang kita punyai jika keluarga itu rukun dan daling mengerti satu sama lain adalah surga.

 

Itulah kenapa biasanya pernikahan yang diawali dengan kerja keras bersama apabila keduanya memaknai sebagai suatu anugerah bisa lebih langgeng daripada yang menikmati kemewahan bersama. Komitmen membangun surga didunia bersama pasangan akan membuat kebahagiaan jangka panjang.

Proses penyatuan dan kompromi dua ego dalam pernikahan itu jauh lebih penting saat membangun rumah maupun rumah tangga. Kebiasaan-kebiasaan baru bersama orang tua dahulu harus banyak digantikan dengan kebiasaaan baru menjadi orang tua versi dengan pasangan. Peraturan-peraturan dan kebiasaan baru harus mulai dikompromikan dan disepakati bersama untuk mengarungi waktu pernikahan yang cukup panjang. Cinta itu adalah awal pernikahan, komitmen adalah usaha yang harus dibayar untuk perjalanan jangka panjang ini.

 

Pernikahan kami melewati macam-macam rumah kontrakan yang punya banyak cerita. Bagaimana kami sekeluarga memaknainya menjadi sangat penting dalam menciptakan suasana bahagia dalam keadaan apapun.

Saat ini saya ingin bercerita tentang rumah kami sekarang yang mewah, "mepet sawah" tepatnya.

Rumah kami tidak saja dihuni oleh kami sekeluarga tetapi juga binatang lucu-lucu yang datang dan pergi maupun sesuatu yang pernah memindahkan barang dirumah.

 

Bagi kami, kodok, lintah, laron, kalajengking atau apapun hewan yang tau-tau, mak jegagik... muncul dirumah kami. Kami jadikan pelajaran pertahanan diri dan pengenalan alam bagi anak-anak. Sesuatu yang mengganggu roh dalam keluarga kamipun, kami maknai sebagai panggilan untuk lebih sering berpuasa, berdoa serta selalu pasrah pada sang Pencipta. Dengan pertolonganNya kami disanggupkan untuk mengubah hal yang tidak baik menjadi suatu yang indah.

 

Bagaimana kita memaknai kejadian entah itu baik maupun buruk sebagai anugerah membuat kita mampu mensyukuri apapun yang kita punya. Bagaimanapun rumahmu entah itu beli, kontrak, dipinjami atau apapun. Tenang saja.. Bukankah kita bisa punya impian, kita punya kedua tangan untuk usaha dan berdoa, kita punya otak untuk berfikir.

Jika kita percaya dan melakukan keajaiban kecil setiap hari, keajaiban besar itu akan datang pada waktuNYA. Roda kehidupan pasti berputar. Keajaiban pasti terjadi dan Setiap hal yang tidak kita inginkan jika harus terjadi pada kita pasti akan mempersiapkan pada sesuatu yang baik dimasa depan.

 

Terus berusaha yang terbaik, percaya dan yakin terhadap keajaiban besar yang akan terjadi akan menuntun kita pada keajaiban-keajaiban kecil setiap hari.

Jadi jika ada yang nyinyir “ kok ngontrak sih,” “kasian ngontrak” dan bla…bla…bla.., biarkan saja, karna yang menjalani kehidupan yang sesungguhnya ya hanya kita bukan mereka, yang menikmati kenyamanan rumah kontrakan ya hanya kita, bukan mereka.

Semangat terus yaa.. dan lakukan yang terbaik yang engkau bisa..